Mengharapkan kelahiran dari anjing kesayangan biasanya sangat menggembirakan bagi pemilik, namun banyak yang belum sepenuhnya paham bagaimana merawat dan menangani anakan yang baru lahir sampai dengan sapih (mandiri). Setelah melalui proses kelahiran yang kadangkala sangat membuat stress pemilik, yang tak kalah pentingnya adalah perawatan anakan yang baru dilahirkan (new born puppies) sampai dengan anakan tersebut bisa mandiri.
Anak anjing yang baru dilahirkan sangat tergantung pada induknya, mulai dari makanan, sanitasi dan panas dari tubuh induknya. Makanan anakan yang baru lahir sepenuhnya hanya dari susu induk. Fase ini akan berlangsung sampai dengan 3-4 minggu setelahnya. Pada fase ini, yang paling perlu diperhatikan adalah kecukupan nutrisi anakan dari induknya dan temperatur sekitarnya. Apabila salah satu dari dua hal tersebut tidak terpenuhi maka anakan bisa mati atau bisa berakibat pada terhambatnya pertumbuhan. Induk anjing akan berusaha supaya si anak mendapatkan susu sebanyak mungkin, membersihkan urin dan feses serta menjaga anakan tetap hangat.
Pemilik, pada tahap ini, cukup dengan memperhatikan kecukupan makan dan nutrisi induk, serta kebersihan tempat anakan (whelping box). Porsi makan ditambah sampai 50% dari porsi normal dan kualitas pakan diperbaiki dengan menambahkan makanan yang mengandung protein tinggi. Apabila terjadi hal yang menyebabkan si anak tidak dapat memperoleh susu yang cukup, si induk tidak mau menyusui, induk mengalami infeksi ambing (mastitis) atau bahkan kematian induk, hal yang perlu dilakukan pemilik adalah sesegera mungkin memberikan anakan susu pengganti dan tempat yang hangat untuk menggantikan panas tubuh induknya. Pemberian susu pengganti haruslah tepat, yaitu susu yang tidak mengandung laktosa (lactose free). Ada beberapa merk yang direkomendasikan oleh dokter hewan, antara lain Esbilac (Pet-Ag), First Milk (Royal Canin), Veta-Lac (Vet-A-Mix). Atau pemilik bisa menyiapkan sendiri dengan formulasi sbb:
- 120 ml susu sapi atau susu kambing
- 120 ml air matang
- 2 – 4 butir kuning telor
- 1 – 2 sendok makan minyak sayur
- 1000 mg calcium carbonate (Ettinger, et al; 2000)
Untuk memberikan panas bisa dilakukan dengan lampu pijar atau botol kaca berisi air panas dan dibungkus kain yang diletakkan di whelping box, perlu dijaga supaya tidak terlalu panas (35-37oC) yang bisa menyebabkan kematian anakan. Hal ini dilakukan sampai si induk pulih atau sampai si anak dapat mandiri (pada keadaan induk mengalami mastitis atau kematian)
Setelah melewati masa 4 minggu, anakan sudah aktif, bisa mulai makan, gigi susu mulai tumbuh. Pada tahap ini yang paling penting adalah pemberian obat cacing untuk anakan. Kenapa ini penting? Karena cacing yang ditularkan induk melalui air susu akan menghambat perkembangan anakan dan bahkan bisa menyebabkan kekurangan gizi (malnutrisi). Obat cacing yang diberikan adalah Pyrantel (Combantrin, Stop worm, dsb) cair. Dosis atau takaran bisa dikonsultasikan dengan dokter hewan terlebih dahulu. Obat cacing sebaiknya diulang 7-10 hari kemudian, atau paling lama 14 hari.
Selanjutnya adalah tahapan untuk belajar makan. Anakan boleh belajar makan sejak usia 4 minggu, bahkan di usia 3 minggu juga sudah boleh diberi makanan pengganti susu induk. Makanan yang diberikan adalah makanan yang mudah dicerna dan berbentuk setengah cair (seperti bubur). Sehari mereka makan 3-4 kali, pada anjing ras besar bisa sampai 5 kali. Dengan semakin anakan bertambah usia dan semakin pintar makan sendiri, kekentalan makanan bisa ditambah sampai akhirnya makanan berbentuk padat dan lunak (dogfood yang direndam air/susu sampai lunak). Biasanya pada usia 5-6 minggu, anakan sudah bisa makan padatan sendiri.
Setelah usia 6 minggu dan sudah diberi obat cacing lagi, anakan boleh menerima vaksin terhadap virus parvo. Perlu diperhatikan bahwa usia 6 minggu adalah usia minimal anak anjing bisa divaksin dan mampu membentuk kekebalan. Vaksin hanya boleh diberikan bila anakan dalam kondisi sehat. Tanda-tanda sehat antara lain:
- Nafsu makan normal
- Tidak ada diare atau muntah
- Temperatur badan dalam kisaran norma
- Aktif
- Bebas dari ekto- dan endoparasit (kutu dan cacing)
- Gusi dan selaput lender mata berwarna pink dan berkaca-kaca
Apabila semua persyaratan tadi telah terpenuhi dan dokter hewan menyatakan anakan bisa divaksin, maka vaksin bisa diberikan. Hanya dokter hewan yang berwenang yang boleh memberikan vaksin.
Selama kurang lebih 7 hari pasca vaksinasi, anakan harus dihindarkan dari stress (dimandikan, dikirim keluar kota, diajak bermain sampai kelelahan dan ganti makanan dengan mendadak) supaya kekebalannya terbentuk dengan sempurna.
Selanjutnya adalah pemeliharaan rutin untuk anakan, dimana mereka akan bermain dan belajar bersosialisasi dengan lingkungan. Vaksinasi rutin akan melindungi mereka dari penyakit-penyakit yang mematikan. Konsultasi rutin dengan dokter hewan dapat menghindarkan kekeliruan penanganan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar